Rabu, 30 Desember 2015

Tukar Tenong Cepogo Boyolali

Tukartenong

Ketika Mentari mulai tampak terang, warga yang telah selesai membersihkan makam pulang ke rumah. Mereka akan kembali lagi ke makam, sekitar jam setengah 8 pagi. Namun kali ini bukan lagi alat kebersihan yang mereka bawa, melainkan dengan membawa “tenong”, yakni wadah makanan berbentuk bulat dari anyaman bambu.

Tiap keluarga membawa satu atau lebih tenong, yang nantinya akan dibagikan pada seluruh warga yang hadir. Isi makanan dalam tenong bisa terdiri dari berbagai jenis makanan seperti jajanan pasar, kue atau roti, atau buah.

Biasanya, dalam setiap penyelenggaraan terdapat 700 hingga 800 tenong yang dibawa ke makam. Tenong dibariskan berjejer di kompleks makam. Kemudian setelah diperdengarkan ceramah dari seorang kiai dan dibacakan doa, maka tenong pun dibagikan dengan cara tukar makanan. Prosesi tukar makanan dalam ratusan tenong inilah yang menjadi khas tradisi Sadranan Cepogo.

Setelah selesai dengan seluruh prosesi Sadranan di pemakaman, beberapa warga biasanya akan bersilaturahmi ke rumah warga di wilayah itu. Mereka yang tinggal di daerah itu pun juga telah bersiap menyambut tamu-tamu yang akan hadir setelah prosesi tradisi Sadranan di bulan Ruwah itu selesai.

Seperti halnya di kawasan lain, Sadranan biasa digelar dari tanggal 15 bulan Ruwah hingga menjelang dimulainya puasa pada tanggal 1 bulan Pasa (Jawa). Pada tahun ini, penyelenggaraan Sadranan di Cepogo, berlangsung pada Selasa (25/6) atau bertepatan dengan 16 Sya’ban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar