Upacara Saparan di Jatinom
Di
tiap pertengahan bulan Sapar atau Safar penanggalan Hijriyah, Dukuh Jatinom,
Kabupaten Klaten akan diserbu berduyun-duyun masyarakt sekitar maupun luar kota
untuk menyaksikan upacara Ongkowiyu atau lebih dikenal dengan Yaqowiyu untuk memperebutkan
kue apem yang disusun berbentuk gunungan. Tak tanggung-tanggung, di puncak
acara, apem yang total mencapai 4,5 ton itu diserbu oleh sekitar 50.000 orang
yang telah berkumpul. Bisa dibayangkan semeriah apa acara tersebut, orang rela
berdesak-desakan dan berlomba meraup apem yang disebarkan oleh panitia.
Kebanyakan orang datang kesana berharap berkah dari Kyai Ageng Gribig, sang
pelopor acara. Bahkan banyak ibu-ibu dan nenek- nenek yang nekat menceburkan
diri dalam kerumunan hanya untuk mendapat kue apem dengan harapan agar usahanya
lancar dan diberkahi.
Tak
hanya penduduk lokal, para wisatawan pun kerap datang menyaksikan kemeriahan
acara ini Upacara ini berawal dari pengajian yang diadakan oleh Kyai Ageng
Gribig yang pada saat mengakhiri acara selalu memanjatkan doa “ Ya qowiyu Yaa
Assis qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin ” , untuk memohon
kekuatan terhadap kaum muslim. Untuk menghormati para tamu, maka dibuatlah
hidangan kue apem dan makanan kecil lainnya. Dari situlah kemudian upacara ini
berkembang pesat dan menjadi besar seperti sekarang ini. Penyusunan gunungan
apem itu juga ada artinya, apem disusun menurun seperti sate 4-2-4-4-3
maksudnya jumlah rakaat dalam shalat isa/ subuh/ zuhur/ ashar/ dan magrib.
Konon menurut sejarah suatu hari di bulan sapar ki ageng gribig yang merupakan
keturunan prabu brawijaya kembali dari perjalanannya ke tanah suci ia membawa
oleh- oleh 3 buah makanan dari sana. Sayangnya saat akan dibagikan kepada
penduduk, jumlahnya tak memadai bersama sang istri iapun membuat kue sejenis.
Kue-kue inilah yang kemudian disebarkan kepada penduduk setempat/ yang
berebutan mendapatkannya sambil menyebarkan kue-kue ini iapun meneriakkan kata
“ yaqowiyu ” yang artinya “ tuhan berilah kekuatan ” Makanan ini kemudian
dikenal dengan nama apem saduran bahasa arab “ affan ” yang bermakna ampunan
tujuannya agar masyarakat selalu memohon ampunan kepada sang pencipta. Perayaan
yang dipusatkan di kompleks makam Kyai Ageng Gribig ini biasanya dihadiri
Bupati beserta pejabat Kabupaten Klaten agar lebih meramaikan suasana dan
mendekatkan diri kepada rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar