SADRANAN
Bacaan dzikir dan
tahlil dikumandangkan di halaman makam. Dipimpin oleh sesepuh desa setempat
warga yang telah memadati halaman pemakaman menirukan bacaan-bacaan doa sembari
duduk di samping tenong yang mereka bawa dan mereka rapikan dalam barisan
hingga memenuhi halaman makam yang terletak di tengah kebun tembakau itu.
Pagi sekitar jam 08.30
ratusan warga sudah mulai memenuhi halaman makam. Mereka datang bersama
keluarga mereka dan terlihat kaum pria menyunggi tenongan, baik remaja hingga yang
tua. Mereka yang hadir pada pagi hari itu memiliki leluhur yang dimakamkan di
pemakaman ini. Dan mereka semua akan selalu kembali ke makam ini setiap
tahunnya untuk menggelar tradisi yang sama menjelang bulan puasa, yaitu tradisi
Sadranan atau berziarah ke makam leluhur menjelang bulan puasa.
Ratusan tahun tradisi
Sadranan telah berjalan dan keturunan warga selalu menyempatkan diri hadir
untuk menggelar Sadranan sekaligus melestarikan budaya ini. Bahkan, banyak
warga di desa ini mengaku bahwa suasana saat Sadranan jauh lebih meriah
ketimbang saat Lebaran tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar