Asal Mula Kesenian Wayang
Kulit
Wayang
kulit adalah kesenian tradisional yang bekembang di kalangan masyarakat Jawa.
Kesenian ini banyak di tampilkan dalam sebuah acara pernikahan, sedekah desa
dll. Wayang kulit tidak hanya dijadikan sebagai sebuah pertunjukan melainkan
juga digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa.
Wayang kulit diyakini sebagai awal dari berbaga jenis wayang yang berkembang
saat ini.
Asal
mula kesenian wayang kulit ini, tidak lepas dari sejarah wayang itu sendiri.
Wayang dari sebuah kalimat yang berbunyi “Ma Hyang” yang berarti berjalan
menuju yang maha tinggi (bisa diartikan sebagai roh, Tuhan, ataupun Dewa). Akan
tetapi, sebagian orang juga mengartikan
bahwa wayang berasal dari bahasa jawa yang berarti bayagan. Hal tersebut
dikarenakan ketika penonton menyaksikan pertunjukan ini mereka hanya
melihat bayangan yang digerakkan oleh para dalang yang juga merangkap tugas
sebagai narator. Dalang merupakan singkatan dari kata-kata ngudhal piwulang.
Ngudhal berarti menyebarluaskan atau membuka, sedangkan Piwulang berarti
pendidikan atau ilmu.
Sejarah
pertama mengenai pertunjukan wayang hal ini mengacu adanya pada sebuah prasati
yag dilacak berasa dari tahun 930 yang mengatakan si Galigi mawayang. Saat
itulah sampai sekarang beberapa fitur teater boneka tradisioanal tetap ada.
Galigi adalah seorang penampil yang
diminta untuk menggelar sebuah pertunjukan ketika ada acara ataupun upacara
penting.
Wayang
kulit sendiri terbagi dalam beberapa jenis, salah satunya adalah wayang kulit Gagrag Banyumas. Wayang kulit
satu ini mempunyai gaya pendalangan yag dikenal dengan sebutan pakeliran. Gaya
ini dinilai sebagai cara untuk mempertahankan diri. Berikutnya wayang kulit
Banjar, wayang ini berkembang di Banjar Kalimantan Selatan. Sejak awal abad
ke-14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar