TRADISI
BROKOHAN
Brokohan adalah salah
satu upacara adat Jawa untuk menyambut kelahiran bayi. Brokohan itu asal
katanya dari bahasa Arab yaitu ”barokah” yang artinya mengharapkan
berkah.Upacara adat ini mempunyai makna sebagai ungkapan syukur dansukacita karena
kelahiran itu selamat. Upacara adat seperti ini merupakan warisan
kebudayaannenk moyang khususnya pada zaman Hindu-Budha, sejak masuknya Islam ke
Jawa tradisi ini diubah namanya oleh para Wali menjadi brokohan yang di ambil
dari bahasa arab ”barokah” yang berarti mengharap berkah dari TuhanUpacara
brokohan ini memiliki berbagai tujuan yaitu :
1. Mensyukuri karunia
Allah
2. Memohon agar bayinya
mendapat banyak karunia Allah
3. Terima kasih kerpada
seluruh famili dan kerabatUpacara brokohan diselenggarakan pada
sore hari atau kelahiran anak dengan mengadakanselamatan atau
kenduri yang dihadiri oleh dukun perempuan (dukun beranak), para kerabat,
danibu-ibu tetangga terdekat. Setelah kenduri selesai, para hadirin segera
membawa pulang sesajian yang telah didoakan. Sesajian dikemas dalam besek dan
encek, yaitu suatu wadah yang terbuat dari sayatan bambu yang di anyam. Upacara
permohonan agar bayi menjadi anak baik yang dimulai dengan penanaman ari-ari
dan penyediaan sesaji brokohan yang dibagikan kepada tetangga Sajen-sajen dan
kelengkapan dalam upacara brokohan tersebut memiliki makna dan diartikan sebagai
doa serta harapan orang tua terhadap sang anak yang baru lahir, antara lain:
1. Jenang abang putih
sebagai lambing kemanunggalan ayah ibunya
2. Telur ayam kampong
mentah sebanyak jumlah neptu lahir si bayi lambang pasaran lahir
3. Gula jawa adalah
lambang kemanisan hidup dan syukur atas kelahiran bayi
4. Dhawet cendhol
sebagai lambang kesegaran dan kelancaran usaha hidup
5. Sekul ambengan
sebagai lambang kekuatan besar lahir batin.
6. Kembang setaman
mengandung makna kesucian
7. Kelapa melambangkan
ketahanan fisik.
8. Ingkung melambangkan
si bayi yang baru lahir
9. Jajan pasar
melambangkan kekayaan
10. Beras melambangkan
kemakmuran dan kecukupan pangan Syarat brokohan untuk syukuran ini antara lain,
tanpa undangan dan tanpa ater-ater pada tetangga dan family, biasanya tetangga
hadir dengan sendirinya untuk membantu olah-olah (masak-masak), tidak menerima
sumbangan dalam bentuk uang maupun barango Tidak digelar tontonan atau hiburan seperti
pernikahan atau lainnya Beaya ditanggung sendiri tidak boleh dari pinjaman
Sajen
ketiga dinamakan sajen brokohan.
Sajen ini
diwujudkan dalam bentuk sesaji berupa kelapa tidak utuh, gula Jawa tidak
utuh,cendhol/dhawet dalam periuk kecil, dan telur bebek mentah. Semuanya
ditempatkan dalamwadah tampah yang diberi alas daun pisang. Di samping itu juga
sesaji yang berupa sepasangayam dewasa dalam kurungan kranji.
Makna sajen
brokohan merupakan manifestasi dari siklus manusia ketika masih di dalam
rahimSang Ilahi. Sebelum embrio terbentuk, embrio tersebut berasal dari
pertemuan benih laki-laki yang berupa sel sperma (dalam bahasa Jawa Kuno
disebut sukra) dengan benih perempuan yang berupa sel telur (dalam bahasa Jawa
Kuno disebut swanita). Kelapa tidak utuh merupakan simbolsel sperma yang
dihasilkan oleh laki-laki, sedangkan gula Jawa tidak utuh sebagai simbol dari
seltelur yang dihasilkan oleh perempuan. Ketika kedua sel sperma dan sel telur
bertemu muncul lahbibit kehidupan atau embrio. Dalam hal ini disimbolkan dengan
cendhol/dhawet dalam periuk kecil. Menurut orang Jawa dahulu,
embrio-embrio ini (rohnya) masih berada di alam awang-uwung atau di langit
biru. Maka disimbolkan dengan telur bebek yang kulitnya berwarna birulangit. Siklus
manusia yang masih berada di rahim Sang Ilahi belum bebas adanya, maka sepasang
ayam dewasa dalam kurungan sebagai simbol.
Kurang lengkap
BalasHapus